Kamis, 01 Oktober 2015

PERKEMBANGAN ATAU KEMAJUAN TEKNOLOGI BIDANG PERTANIAN

Teknologi Pertanian adalah merupakan penerapan dari ilmu-ilmu teknik kepada kegiatan pertanian. Selain itu teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran.

Sistem Pertanian di Indonesia

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian  tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
Macam-macam Teknologi Sektor Pertanian Indonesia

Di Indonesia, usahatani bidang pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah pada tanaman hortikultura khususnya tanaman hias, sayuran dan buah-buahan, mulai dari budidaya sampai penangan pasca panennya. Namun demikian tidak berarti komoditas pertanian yang lainnya tidak diusahakan. Beberapa teknologi bidang pertanian telah dihasilkan, yaitu;

1. Teknologi Peningkatan Mutu Anggrek

Tanaman anggrek memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, untuk itu perlu adanya peningkatan mutu baik kualitas maupun kuantitas anggrek.

Salah satu teknologi yang dapat memperbaiki mutu anggrek adalah dengan penggunaan media dan pupuk alternatif yang sesuai.

Hasil pengkajian menunjukan bahwa aplikasi teknologi budidaya anggrek, yaitu penggunaan media arang batok kelapa dan pupuk NPK ditambah unsur mikro memberikan pertumbuhan yang terbaik, diikuti media arang kayu rambutan dan pupuk NPK ditambah unsur mikro.
Perlakuan kedua kombinasi tersebut mempunyai tingkat pengeluaran biaya lebih rendah.

2. Teknologi Penggunaan Minyak Melaleuka Dalam Pengendalian Lalat Buah

Hama yang potensial menimbulkan kerugian pada usaha tani tanaman buah-buahan adalah alat buah. Tingkat kerugiannya mencapai bisa mencapai 100% bila tidak dilakukan pengendalian secara terprogam.

Para petani buah belimbing manis telah melakukan pengendalian terhadap hama tersebut dengan sanitasi lingkungan,pengasapan dan pembungkusan buah. Cara ini memeang sangat efektif namun masih ada kerontokan buah sekitar 30% sehingga perlu diupayakan cara lain untuk lebih menekan pupulasi alat buah, yaitu denga perangkap yang menggunakan zat penarik serangga berupa Methyl Eugenol (ME). Dari hasil pengkajian, teryata dengan menggunakan minyakmelaleuk bracteata yang diestra dari tumbuhan, lalat buah pada belimbing manis berhasil dikendlikan.

3. Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pupuk Organik

Berbagai jenis pupuk organik mulai banyak beredar, apalagi sejak digalakan pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan organik untuk pembuatan pupuk, bahkan babarapa petani/swasta telah mencanangkan adanya pertanian organik.
Banyak limbah pertanian dapat dijadikan sebagai bahan utama untuk pembuatan pupuk, seperti; jerami, pupuk kandang, arang sekam, potongan rumput tanam, limbah organik dari pasar, pupuk hijau, serbuk gergaji, sekam padi, dll.

Dari hasil pengkajian, kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba decomposer/pengurai dapat dijadikan Bokashi: bokashi jerami, bokashi pupuk kandang, bokashi ekspres, fien compos dan compos bioaktif.

Permasalahan Sektor Pertanian Indonesia

Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.

Selain berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.

Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.


SUMBER: http://bocahti99.blogspot.co.id/2012/03/kemajuan-teknologi-bidang-pertanian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar